PENGGEREBEKAN spa plus di sejumlah hotel bintang membuat saya ingin mencoba spa sauna di hotel mewah. Selama ini saya hanya pergi relaksasi di beberapa tempat-tempat spa independen (bukan di hotel) di Jakarta seperti di Puri Spa, Roxy, dan di Balezza. Saya juga ingin membuktikan benarkah spa di semua hotel ternama itu menyediakan layanan pijat plus dan mempekerjakan wanita cungko (amoy), Uzbekistan, dan lain-lainnya? Hotel Sheraton Media, sebuah hotel bintang 5 di Jl Gunung Sahari Jakarta Pusat, menjadi tujuan saya.
Jam setengah dua belas siang saya sudah di lobi hotel itu. Bersama Aryanto dan Yoga Dilianto, saya berjalan-jalan sejenak lihat situasi lobi. Mau tahu saja seperti apa suasana di lobi hotel ini. Diam-diam saya memandangi orang-orang sekeliling. Banyak tamu rupanya. Beberapa tamu terlihat memakai seragam dari sebuah departemen. Mereka adalah panitia pelatihan dari Depkeu. Pesertanya menginap selama 3 hari. Ada juga tamu lain yang menikmati sajian di resto lobi.
Tak lama muncul Bambang Widodo Setyawan, Public Relation (PR) Sheraton Media Hotel. Arek Suroboyo ini kemudian mengajak saya bertiga naik ke lantai 5. Di sebelah kiri resepsionis lantai 5 tampak area fitness. Alatnya banyak, mewah, dan susananya nyaman. “Belum fitness kita sudah segar,” begitu kata hati saya.
RESEPSIONIS: Seorang CS Acropolis Spa & threatment melayani saya di meja resepsionis lantai 5 Sheraton Media Hotel.
Di lantai 5 hotel ini sengaja dijadikan area kebugaran. Ada swimming pool, spa, dan ruang gymnasium and aerobic di area fitness tadi. Ruang spa-nya diberi nama Acropolis yang menempati dua ruang utama terpisah, yakni untuk wanita dan pria.
Nuansa Romawi sudah terasa ketika menginjakkan kaki di lantai 5. Keluar dari lift sudah disambut patung pria Romawi warna hitam. Ada tiga patung Romawi pria dan wanita tampak di koridor lantai 5 tersebut. “Kami punya jacuzzi terbesar,” kata Bambang yang didampingi Maria Dewi, manajer Archopolis spa.
Ya, dua orang inilah yang mengajak saya keliling melihat-lihat fasilitas fitness, swimming pool, dan spa di Sheraton Media Hotel. Keduanya juga mengajak melihat jacuzzi (whirlpool), steam, sauna, ruang threatment, ruang relaksasi, ruang baca, loker dan shower di toilet, dan kamar-kamar massage. Setelah saya selidiki, tidak ada ruang kaca yang di dalamnya berisi pajangan wanita-wanita peminjat seperti di spa plus plus yang digerebek itu. Para pemijatnya adalah wanita profesional yang berseragam abu-abu dipadu celana panjang hitam.
Setelah melihat-lihat, kami ke restoran di lantai 1 untuk makan. Maklum sudah lapar. Restonya juga sangat luas. Ada ruang makan kecil, sedang, dan besar. Lalu ada juga yang seperti hall mini berisi banyak meja makan. Saya pilih ruang kecil di pojok kiri lantai 1 hotel tersebut. Nasi goreng ikan asin menjadi andalan di restoran ini. Nasi goreng nanas juga favorit para tamu-tamu. Ternyata nasi goreng apa saja ada di restoran hotel ini. “Jadi kalau mau cicipi semua jenis nasi goreng ya di sini tempatnya,” kata Bambang. Hmmm… Enak. (bersambung)