07 Juni 2008

UMROH BERSAMA ASSURYANIYAH 2007 (10)

Barakhir di Jeddah, Janji Niat Datang Lagi

Kemarin adalah hari terakhir di Arab Saudi. Enam kelompok sebelumnya juga telah terbang ke Indonesia. Itu karena mereka juga lebih dulu ke Arab. Hari ini adalah giliran kelompok 6 dan 7 yang terbang pulang. Banyak amal, banyak ibadah, dan semua berniat kembali lagi tahun depan. Semoga.
Tawaf wada merupakan tawaf perpisahan. Itulah yang dilakukan 350 lebih jamaah umroh PT Assuryaniyah. Setelah tawaf siang-siang di depan Kakbah, semua berkemas meninggalkan hotel. Dua jam di perjalanan, sekitar pukul 17.30 atau 21.30 WIB semua tiba di Jeddah.

MALAM DI JEDDAH: Begitu tiba (malam), saya curi-curi waktu berjalan-jalan ke pusat pertokoan di Jeddah.

Jeddah adalah kota internasional di Arab Saudi. Kota Jeddah ini termasuk kota bebas, bukan kota haram bagi nonmuslim seperti Mekkah dan Madinah. Di sini juga merupakan pintu masuk Arab Saudi. Ada pelabuhan dan Bandara Internasional King Abdul Aziz. Bandaranya mewah, yaitu untuk penerbangan internasional dan jamaah haji. Bandara ini juga melayani penerbangan kerajaan, dan domestik.
Di sisi barat terbentang Laut Merah yang juga bersejarah. Di sini ada makam Siti Hawa, meskipun masih ada perbedaan kisah dari sekian mashab yang ada. Namun begitu, yang paling kuat menyebut di sinilah nenek manusia itu dikuburkan.

SANTAI: Bersama Dirut PT Assuryaniyah H.M. Syami ketika rombongan mengunjungi Laut Merah di Jeddah.

Di kota ‘bebas’ ini cerita-cerita meluncur keluar. Dari semua kelompok terbang, peserta umroh ternyata tidaklah sendiri-sendiri. Umrah ini boleh dikata ‘umrah keluarga.’ Sebab, banyak rombongan keluarga menggunakan jasa travel yang berpengalaman ini. Ada rombongan dari Yayasan Daarul Muttaqin Perumahan Harapan Indah Bekasi. Jumlahnya 10 orang dari lingkungan komplek.
Kesepuluh anggota ini ternyata ikut atas prakarsa Ketua Yayasan, Ahmad Yani. Pak Haji Yani, begitu biasa dia dipanggil, memang cukup dekat dengan PT Assuryaniyah. Musim haji dua tahun lalu dia lewat Assuryaniyah juga, tahun lalu giliran istrinya, Fivien Meilani, yang umrah. Kini keduanya masih ikut, tapi membawa 10 orang dalam rombongan.

NAMPANG: Personel Empat Sekawan, Dery, bersama Dirut Assuryaniyah H.M Syami di atas sedan milik H.M. Lutfie, panitia dari Assuryaniyah saat di pinggir Laut Merah.

Kepada Indo.Pos Pak Haji Yani promosi habis-habisan mengenai kelebihan travel haji dan umrah ini. Dirut PT Assuryaniyah, HM Syami pun, tersipu di depannya. “Ini bukan promosi lho, tapi kenyataan. Mana ada travel yang bisa memberangkatkan 1.000-an jamaah tanpa masalah,” katanya.
Dia bercerita, apa yang dilakukannya hanya karena ibadah. Mengajak orang-orang di lingkungannya agar olewat Assuryaniyah saja bukan karena ada apa-apanya dengan travel ini. Tapi semata-mata ajakan untuk beribadah. “Nawaitu saya adalah mengajak orang untuk beribadah,” katanya.

TERIK: Terlihat betapa teriknya matahari di Kota jeddah, seperti ketka saya manahan panas untuk sekadar berfoto di pinggir Laut Merah.

Menurut dia, tadinya banyak yang ragu lewat Assuryaniyah. “Namun setelah mendengar cerita dan pengalaman berumroh dari banyak orang, ya, mereka pun ikut Assuryaniyah,” katanya saat makan pagi yang didampingi istrinya di Mekkah. Pemberangkatan awal di tahun ini Yani rencananya mengajak salah satu perwira Polri, namun berhalangan karena yang bersangkutan mendadak menerima tugas penting.
Selain kelompok H Yani ini, ada pula dua pasangan peraih hadiah umroh dari PT Telkomsel. Namanya Gaffar Ismail dan Firdaus Karim. Gaffar membawa istrinya, sedangkan Firdaus membawa adik kandungnya. Firdaus kepada Indo.Pos menceritakan ketika mendapat hadiah itu. Dia begitu senang, bahkan kalau bisa berangkat secepatnya. “Ditanya passport oke, ditanya siap mental saya juga oke,” katanya. (*)