Seperti apa kegiatan jamaah umrah Assuryaniyah jelang keberangkatan menuju Jeddah kemarin? Ziarah dan tawaf. Tawaf sunnah dan tawaf wada. Karena hanya sunnah, ada sebagian yang tidak ikut. Tawaf sunnah dilakukan Jumat malam, sedangkan tawaf wada dilaksanakan usai dhuhur pada Sabtu siang WIB.
Tawaf sunnah dilakukan setelah miqot di Masjid Tan’im atau disebut juga masjid Siti Aisyah. Di sini jamaah kembali memakai pakaian ihram. Usai itu, semua rombongan yang jumlah terakhirnya mencapai 365 orang balik ke hotel. Salat magrib lalu ke Masjidil Haram. Ada juga sebagian kelompok yang baru ke turun ke Baitullah setelah makan malam dan salat isa. Artinya jamaah masih harus tetap berihram.
Saya turun ke Baitullah setelah isa. Sebenarnya banyak pilihan waktu untuk tawaf. Tapi mengapa mau melakukan agak malam? Karena diperkirakan jamaah dari seluruh dunia mulai meninggalkan Masjidil Haram. Masjid ini selalu padat antara magrib dan isa. Maklum waktu magrib dan isa cukup singkat sehingga lebih baik menunggu isa selasai baru meninggalkan masjid.
PADANG BUKIT: Saya dan rombongan ziarah ke Jabal Nur di Mekkah. Di sinilah dalam sejarah tempat Nabi bersembunyi sebelum hijrah ke Madinah karena dikejar oleh kaum kafir.
Di saat usai isa itulah sebagian besar rombongan Assuryaniyah berbaur menuju Kakbah. Kakbah disebut juga Baitullah (Rumah Allah) atau Baitul 'Atiq (Rumah Kemerdekaan). Dibangun berupa tembok segi empat yang terbuat dari batu-batu besar yang berasal dari gunung-gunung di sekitar Mekah. Kakbah berada di tengah-tengah Masjidil Haram. Sementara masjid ini memiliki luas 328.000 meter persegi dan dapat menampung 730.000 jamaah dalam satu waktu salat berjamaah.
“Labbaika lahu malabbaik, labbaika la syarikala laka labbaik, Inna hamda, wan ni’mata laka wal mulk. Labbaika la ssyarikalak”. Begitu kalimat talbiyah saat menuju Kakbah. Tujuh putaran selesai dilanjutkan salat di depan pintu Kakbah. Di sinilah jamaah banyak meneteskan air mata. Memohon ampun dan memanjatkan doa sesuai keinginannya.
Prosesi belum selesai. Jamaah masih harus sai, yaitu berjalan dan berlari-lari kecil antara Bukit Marwah ke Bukit Safa. Namun sebelum sai, diharuskan singgah di sumur zam-zam untuk minum dan juga membacakan doanya. Sumur zam-zam letaknya 20 meter sebelah tenggara Kakbah. Kini mata air zam-zam itu sudah modern. Air tak lagi muncrat atau mengalir dari bawah tanah, tapi sudah melalui keran-keran gallon yang berjejer. Setiap saat jika gallon sudah kosong langsung diisi petugas.
DI TAN'IM: Saya ketika melaksanakan salat sunat untuk berniat melakukan umroh sunat.
Sumur Zamzam mempunyai riwayat tersendiri. Sejarahnya tidak dipisahkan dengan istri Nabi Ibrahim AS, Siti Hajar, dan putranya Ismail AS. Sewaktu Ismail dan ibunya hanya berdua dan kehabisan minum, Siti Hajar pergi ke Bukit Safa dan Bukit Marwah sebanyak 7 kali. Namun tidak berhasil menemukan air setetespun, karena tempat ini hanya merupakan lembah pasir dan bukit-bukit yang tandus, belum didiami manusia selain Siti Hajar dan Ismail. Saat kali ketujuh Siti Hajar tepat berada di Bukit Marwah, tiba-tiba terdengar suara yang mengejutkan. Dia menuju ke arah suara itu. Alangkah terkejutnya, bahwa suara itu ialah suara air yang memancar dari dalam tanah dengan derasnya. Air itu adalah air Zamzam. Itulah sebabnya setelah tawaf harus dilakukan sai, yaitu jalan dan berlari-lari kecil 7 kali antara Bukit Safa ke Bukit Marwah. Kedua bukit ini berada di sekitar Kakbah, jarak kedua bukit hanya 400 meter.
Ibadah hampir selesai. Yang terakhir ini hanya menggunting rambut atau bercukur atau tahallul. Hampir semua jamah mengaku tidak bawa gunting. Beruntung ada jasa pengguntingan rambut, dibayar 5 sampai 10 riyals.
PERTEMUAN ADAM-HAWA: Inilah tugu sebagai simbol dan tempat pertemuan Adam dan Hawa di Jabal Rahmah. Para jamaah tak lupa menuliskan doa agar rukun dan damai dengan orang-orang tercinta.
Sebelumnya, pada Jumat sore rombongan Assuryaniyah ziarah ke Jabal Rahmah, sebuah tugu di atas bukti tempat pertemuan Adam dan Hawa. Juga ke Jabal Nur, Jabal Tsur, Mina, Musdalifah, dan miqot di Masjid Tan’im di Kota Mekkah. Arafah, Mina, dan Musdalifah terlihat kosong karena memang daerah ini hanya boleh dipadati saat musim haji.
Usai tawaf wada, kemarin rombongan bersiap menuju Jeddah. Menurut jadwal, rombongan akan menginap semalam di Jeddah sebelum bertolak pulang ke Indonesia pada Minggu siang. (*)