12 Mei 2008

UMROH BERSAMA ASSURYANIYAH 2007 (3)

Musim umroh tahun ini terjadi berbarengan dengan kenaikan harga-harga. Di kawasan Masjidil Haram dilakukan renovasi besar-besaran. Tahun lalu, saya diberi kesempatan beribadah ke sana. Tiap hari saya tuliskan laporannya. Berikut seri ketiga yang telah dimuat Indo.Pos.

Rombongan Pertama Berangkat, H Komar Batal

ROMBONGAN pertama jamaah umrah Assuryaniyah kemarin sudah bertolak ke Jeddah. Pagi ini (wib) rombongan kelompok 1, 2, 3, 4, dan 5 tersebut diperkirakan sudah berada di Madinah. Perbedaan waktu antra Arab Saudi dengan Indonesia adalah plus 4 jam.
Pemberangkatan kemarin menandai program umrah dari PT Asssuryaniyah tahun ini. Pemberangkatan dilepas langsung Ketua Yayasan Assuryaniyah Hj Suryani Tahir di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta Timur. Dari asrama haji langsung menuju bandara, dan terbang dengan Garuda dengan nomor penerbangan GIA 980 sekitar pukul 12.30 wib.
Sebanyak 229 jamaah tersebut bertolak langsung dari Terminal D2 Bandara Soekarno Hatta Cengkareng. Tampak beberapa kerabat jamaah ikut mengantar sampai di ruang pengantaran. Ada lelehan air mata, ada kesedihan campur bahagia. Berita yang cukup mengejutkan, H Komar yang rencananya juga terbang dinyatakan batal karena terkena penyakit cacar.
“Batal bukan karena apa-apa, hanya karena masalah medis. Insya Allah program berikutnya dia ikut,” kata HM Syami, Dirut PT Assuryaniyah. Dengan begitu, rombongan Empat Sekawan yang ikut hanyalah Ginanjar, Eman, dan Derry.
Lima kelompok yang kemarin bertolak Jeddah dipimpin masing-masing ketua kelompok, pemandu, dan tim medis. Kelompok 1 dipimpin HS Duriyah T, kelompok 2 H Atiq Syukriati, kelompok 3 oleh H Qatrunnada, kelompok 4 H Kosasih, dan kelompok 5 dipimpin HM Nabil, yang biasa juga dipanggil Ibeng. Kelompok 6,7, dan 8 akan bertolak hari ini pada jam yang sama. Tidak ada pelepasan karena sudah dilepas secara simbolis kemarin di Asrama Haji Pondok Gede. Tiga kelompok ini langsung ke bandara dan berkumpul di terminal D2.

MENUNGGU: Sebagian jamaah Assuryaniyah bersiap boarding untuk terbang ke Jeddah.

Sebelumnya, Hj Suryani Tahir dalam sambutan pelepasannya mengingatkan ketatnya aturan yang diberlakukan pemerintah Arab Saudi. Masalah muhrim misalnya, harus diatur secara baik, jangan sampai salah. Karena jamaah tidak diizinkan masuk Arab Saudi. Itu terutama bagi jamaah perempuan di bawah usia 40 tahun. “Di sana jamaah tidak boleh dalam posisi masing-masing. Harus didampingi muhrimnya,” kata Hj Suryani Tahir.
Perempuan yang pernah dijuluki Singa Podium ­–saat aktif di PPP dan DPR RI­­­- ini mengatakan, umrah adalah ibadah dalam ajaran Islam yang sangat bermakna. Di sana jamaah akan melakukan ziarah ke tampat-tempat bersejarah. Seolah melakukan napak tilas seperti yang dilakukan Rasullah di sama hidup. “Jadi sungguh berbahagialah bagi kita semua yang telah diberi kesempatan ikut umrah ini,” katanya.
Dra Suryani Tahir menghimbau agar jamaah banyak-banyak melakukan ibadah di sana. Memperbanyak ibadah adalah jalan menuju keridhaan-Nya. Apalagi ibadah yang dilakukan ini benar-benar sangat afdol karena langsung di Tanah Haram.
Sementara itu, HM Syami, mengatakan rombongan kelompok 1, 2, 3, 4, dan 5 ini akan lebih awal bertolak ke Madinah. Hitungannya, mungkin begitu membaca berita ini, para jamaah tersebut sudah di Madinah. Sebab, dari Jeddah ke Madinah akan ditempuh sekitar 5 jam dengan bus. “Kalau tidak ada halangan besok pagi (hari ini, Red) mereka sudah sampai,” kata Syami.
Di Madinah, ke-229 jamaah Assuryaniyah ini akan menetap selama 3 hari. Dari agenda yang ada, jamaah akan memperbanyak ibadah di Masjid Nabawi, yang dikenal sebagai masjid-nya Rasullullah. Di tengah ibadah itu, jamaah juga akan dirahkan ziarah ke tempa-tempat bersejarah. Seperti di makam Nabi Muhammad saw, makam sahabat, ke Masjid Quba, Makam Uhud, Masjid Qiblatain, Masjid Khandak, dan ke kebun kurma.
Tahun lalu, program umrah reguler Assuryaniyah dimulai dari Jeddah-Mekkah-Madinah. Artinya, tahun lalu inti ibadah umrah langsung dimulai beberapa saat setelah tiba di Tanah Haram, Mekkah. Tahun ini, prosesi dimulai dari ziarah yang banyak di Madinah, baru kemudian ke Mekkah untuk melakukan tawaf, sai, dan tahallul. Jadi, ada pemanasan sebelum masuk inti ibadah. (*)