30 Mei 2008

UMROH BERSAMA ASSURYANIYAH 2007 (7)

Lelehan Airmata Bersimpuh di Depan Kakbah

SETELAH menjadi tamu Rasulullah di Madinah, jamaah Assuryaniyah kemarin gantian menjadi tamu Allah di Mekkah. Dalam sejarah Islam, dua kota ini menjadi saksi sejarah kebesaran Islam. Kalau di Madinah melalukan ziarah, di Mekkah melakukan tawaf, sa’i, dan tahallul. Inilah inti ibadah umrah. Kemarin, tak satu pun jamaah Assuryaniyah gagal melakukan tawaf, sa’i, dan tahallul. Semua prosesi dilalui dengan baik. Memang ada yang tak kuat melakukan sa’i, namun dapat diantisipasi dengan menggunakan jasa kursi roda.
Sebanyak 4 kelompok berturut-turut memasuki Masjidil Haram. Satu kelompok selesai tawaf diukuti kelompok berikutnya. Begitu pun saat sai dan tahallul. Dari posko Assuryaniyah di Hotel Al Rawasi dilaporkan semua peserta melakukan tawaf dengan khusuk. Artinya Ibadahnya sudah pasti diterima Allah swt. Sekali umrah dan salat di depan Kakbah maka semua dosa akan terhapuskan.

NIAT UMROH: Berfoto sejenak di depan Masjid Bier Ali usai salat dan berniat umroh.

Maka hampir semua jamaah duduk dan bersimpuh di depan Kakbah. Memanjatkan doa, mohon pertolongan, mohon diberikan kesehatan dan dimudahkan segala urusannya. Tak sedikit yang melelehkan air mata, baik sejak pertama kali melihat baitullah maupun di saat memohon ampunan Allah di depan Kakbah. Doa yang dipimpin HM Nabil cukup menggetarkan, sehingga banyak yang ingin terus berlama-lama berdoa. Ada pula yang karena asyiknya berdoa, lupa kalau masih ada kewajiban lain, yaitu sa’i, dan tahallul.
Prosesi ibadah umrah Assuryaniyah dilakukan mulai pukul 22.30 sampai pukul 24.00 Kamis. Mengapa dilakukan malam? Ini karena program umrah milad 34 Assuryaniyah dimulai dari Kota Madinah. Habis ziarah terakhir di Madinah Kamis pukul 13.00, langsung bertolak ke Mekkah. Pada saat itu jamaah sudah memakai pakaian ihram. Madinah-Mekkah ditempuh selama 5 jam naik bus. Sebelum ke Mekkah, jamaah miqot atau berniat ihram lebih dulu di Bier Ali.
Soal miqot ini, memang banyak tempatnya. Program umrah yang dimulai dari Madinah akan miqot di Bier Ali. Tempatnya dekat dari Madinah, hanya 20 km. Namun cukup jauh dari Mekkah. Ada pula tempat miqot di sekitar Masjidil Haram, yaitu di Masjid Tan’im, yang sering juga disebut masjid Aisyah. Itu bagi umrah yang dimulai dari Mekkah sendiri.
Miqot adalah berniat ihram dan umrah. Sebelum memakai pakaian ihram, ummat Islam diwajibkan mandi, sehat, harum, dan bersih. Namun setelah miqot, banyak larangannya. Terutama berhubungan intim suami istri. Itu dosa paling besar jika larangan ini dilanggar. Yang melakukan akan dikenai dam atau denda memotong unta. Kalau larangan lainnya dilanggar, dam-nya cukup memotong kambing atau biri-biri.

KEBESARAN ALLAH: Kakbah berdiri tunggal di tengah-tengah Masjidil Haram. Foto saya diambil ketika saya melaksanakan tawaf sunat.

Berihrom juga harus menanggalkan pakaian dalam. Tujuannya adalah ihram dipersonifikasikan telah siap mati. Sehingga hanya kain putih yang menutupi seluruh tubuh. Pakai ihram memang putih, terdiri 2 potong, yaitu bagian bawah sbagai sarung dan bagian atas untuk menutupi tubuh selain pundak sebelah kanan. Di Bier Ali jamaah Assuryaniyah bertemu dengan jamaah lain dari negara lain pula. Ada dari Pakistan, Iran, Turki, Tunisia, Afrika, dan Malaysia. Yang terbanyak dari Indonesia.
Tiba di Mekkah Al Mukarramah pukul 19.30. Langsung makan malam. Tak ada urusan lain kecuali ambil wudhu untuk selanjutnya menuju Masjidil Haram. Untungnya Hotel yang ditempati para jamaah hanya 200 meter dari Masjidil Haram. Jalan kaki 2-3 menit sudah sampai. Sama seperti di Madinah hanya 200 meter dari belakang Masjid Nabawi.
Selanjutnya mulai Kamis subuh ini, jamaah Assuryaniyah akan menghabiskan waktu dengan memperbanyak ibadah di Masjidil Haram. Shalat wajib, sunat, doa dan ziarah-ziarah yang tentunya lebih afdol dilakukan di depan Kakbah ini. Selama 3 hari mulai Kamis jamaah akan tetap berada di Mekkah. Minggu dijadwalkan menuju Jeddah untuk selanjutnya balik ke Indonesia.
Kondisi jamaah sejauh ini sehat-sehat saja. Tim medis sendiri cukup banyak memberi tips sehat selama dalam beribadah dan dalam perjalanan. Di Setiap acara break siang dan malam, dokter Muslim sebagai kordinator tim medis memeriksa kesehatan para jamaah. “Perubahan cuaca, dan jarak tempuh yang jauh bisa menimbulkan dehidrasi. Jadi harus banyak minum air putih,” katanya. (*)